Pangkalpinang atensipublik.com – Lokasi Kepala Burung (gemuk deposit timah) diketahui ada di Desa Sempan kecamatan Bakam kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung. Didalamnya berdasarkan peta HGU masuk pula kawasan dua korporasi sawit CV TMR dan PT GML, sekaligus juga IUP PT Timah Tbk. Sehingga tiga kepentingan -dua kebun sawit dan satu area penambangan- beririsan langsung dalam satu wilayah. Hal ini tentunya sangat rentan dengan konflik tapal batas antara area sawit kontra area penambangan, Rabu 22 Oktober 2025.
“Lah Sudah disana tuh, bakar bakar,” teriak seorang pria dalam video sosial media Facebook yang diunggah akun @Hairul Ashter. (silahkan klik tautan)
Dalam tayangan video tadi, terlihat sekelompok warga sedang memporak-porandakan bangunan semi permanen dari kayu, sebagian lagi sedang berkumpul menonton aksi.
Mengingat tugas pokok dan fungsi media sebagai alat kontrol publik milik masyarakat sesuai dengan Pasal 3 ayat 1 UU Pers 40/1999, seketika itu juga pihak pers melakukan konfirmasi ke berbagai pemangku kepentingan lokal yang notabene dititipkan amanah untuk mengatur kondusifitas wilayahnya. Konfirmasi dilakukan empat jam pasca titik letup aksi massa diharapkan agar narsum sudah dalam kondisi tenang menjawab konfirmasi.
“Assalamualaikum selamat sore, media atensipublik.com mau konfirmasi benarkah ada kerusuhan warga penambang di lokasi perkebunan sawit?Jika benar : 1.Apa penyebabnya 2.Benarkah terkait sengketa batas penambangan dengan perkebunan sawit?” kutipan media melalui pesan WhatsApp ke Camat Bakam, Ridwan pada jam 17:13 wib Rabu 22 Oktober sore.
Namun begitu, nampaknya pihak Camat Bakam menganggap remeh tugas jurnalistik media dan merasa kepentingan publik tidak sebanding dengan agungnya jabatan Camat yang disandang, sehingga konfirmasi tadi didiamkan begitu saja.
“Baik terima kasih, info ini akan saya dalami bersama pihak Intelkam Polres,” respons Sekda Pemkab Bangka, Toni Mirza sewaktu dikonfirmasi seolah menahbiskan adagium sifat irit bicara Camat Bakam tadi.

Perlu diketahui, sebelumnya media mendapatkan informasi akurat terkait memanasnya situasi di kawasan gemuk deposit timah desa Bukit Layang pada Rabu 22 Oktober jam 13 siang. Sumber kami mengatakan saat itu pihak aparat dan unsur Muspika setempat sudah berada di lapangan coba menenangkan massa aksi.
Setelah coba menelpon pihak Kades Bukit Layang, Surono, Kades mengatakan dirinya sedang mengikuti Musyawarah Desa sehingga arah konfirmasi tentu berjenjang disematkan ke pihak Camat Bakam. Namun sayangnya pihak Camat Bakam terkesan alergi pada media sehingga kondisi kritis amuk massa luput dari mata dan telinga milik publik. (LH)













