Walau Berada Di Dalam Lapas Narkotika Pangkalpinang, Napi Ini Bebas Jualan Barang Haram

  • Bagikan

Jakarta atensipublik.com – Tagline War On Drugs yang dicanangkan oleh Kepala BNN RI Komjen Pol Marthinus Hukom mendapat tantangan serius sekaligus melecehkan. Datangnya bukan dari sindikat internasional ataupun mafia Triad di segitiga emas sana, mirisnya justru dari dalam sebuah Lembaga Pemasyarakatan yang seharusnya steril dari benda laknat tersebut, Kamis 12 Juni 2025.

“Infonya seperti itu bang, si Dtw bebas berjualan ke pihak luar bahkan sampai nekat menawarkan ineks via media sosial,” ungkap sumber redaksi yang namanya minta dirahasiakan demi keamanan dirinya.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun awak media, ditemukan adanya praktek jual beli narkoba jenis Ineks merk maserati warna hijau dan merk tengkorak warna merah jambu dari bukti chatt wa yang diperoleh malam tadi.

“Ada orang yang beli inek dag? sebut dtw dan semenit sesudahnya langsung dikirim gambar ineks warna merah jambu dan hijau tadi.

Padahal Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto telah menyerukan sikap tegas soal penyelundupan ponsel dan narkoba dalam lapas. Dia mengatakan pemberantasan ponsel dan narkoba dalam lapas adalah harga mati. “Zero ponsel dan narkoba harga mati,” tegas Menteri Agus di Jakarta, pada bulan Mei 2025 yang lalu.

Lapas Narkotika Pangkalpinang (sumber internet)

Namun seruan seorang Menteri dan tagline Kepala BNN RI belum juga mampu memberikan rasa jeri pada beberapa oknum di dalam Lapas Narkotika Pangkalpinang, sebab dalam satu kesempatan bercengkerama dengan rombongan awak media, wartawan sempat mengklarifikasi soal peristiwa tangkap tangan napi memakai alat komunikasi di dalam lingkungan lapas.

“Contoh lain ada napi yang dua bulan lagi mau bebas gara-gara ketangkap tangan memakai alat komunikasi langsung dipindahkan ke LP Bukit Semut, padahal cuma pake hape saja,” cetus seorang staff di Lapas Narkotika Pangkalpinang.

Permasalahan begitu bebasnya napi mengendalikan jaringan narkoba miliknya dari dalam lapas, diduga sebagai ekses dari struktur keputusan yang didominasi oleh Kalapas saja. “Misalkan ada napi yang bermasalah, nasibnya langsung ke Kalapas tidak melalui jenjang struktur yang berlaku,” tambah staff tadi.

Media juga telah berupaya melakukan konfirmasi lintas sektoral namun belum terhubung dan akan terus diupayakan agar berita berimbang. (Tim Redaksi)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *